嗡。古魯。蓮生。悉地。吽 - Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum

嗡。古魯。蓮生。悉地。吽 - Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum

Friday, November 21, 2014

Pancasila Buddhis

PANCASILA BUDDHIS


1. Berwelas kasih tidak membunuh
memandang semua makhluk hidup adalah sederajat, oleh karena itu jangan membunuh. Agama Buddha mengutamakan bahwa Buddhata itusamata, dan menganjurkan berwelas kasih untuk penyelamatan, itu sebabnya Sang Buddha lewat ajaran samata dan maitri karuna menunjukkan bahwa semua makhluk memiliki Buddhata, tidak tidak boleh dibunuh. Konghucu berkata bahwa tidak tega menyantap dagingnya setelah mendengar suara rintihannya. Welas kasih sungguh sebuah dasar utama menujju Jalan Kebenaran. Seorang sadhaka hendaknya berwelas kasih dan menaruh simpati untuk tidak membunuh makhluk hidup, tidak menciptakan karma kebencian, dengan demikian semua makhluk akan hidup secara alami, pertengkaran dan kebencian dapat dihindari, dan dunia universal pun terwujud.

2. Bersikap alim tidak mencuri
seorang hendaknya menjaga kejujuran. Anggaplah semua jasa, nama, keuntungan, dan kejayaan ibarat sebuah lembayung, jangan sampai tergoda oleh faktor materi lantas melakukan penipuan atau perampokan. seorang sadaka tidak boleh mengambil yang bukan miliknya, karena mengambil yang tidak diberikan, mengambil yang bukan bagiannya, mengambil yang bukan haknya, semuanya termasuk tindak pencurian. Ketahuilah, banyak manusia yang tidak memahami sila ini dan tidak memiliki solidaritas, sehingga setiap hari muatan surat kabar sarat dengan kasus perampokan dan pencurian. Ketenangan masyarakat akan terpelihara apabila setiap orang mematuhi sila ini.

3. Menjaga kesucian diri tidak berzinah
yang dimaksud tidak berjinah adalah perzinahan di luar hubungan suami istri yang resmi, Sebagai orang yang belajar Jalan Kebenaran, ketemu wanita cantik ibarat ketemu macan ganas, seharusnya ditakuti dan dijauhi; suami istri harus saling menghormati; menganggap wanita yang lebih tua sebagai ibu; menganggap wanita yang lebih muda sebagai adik;.Jangan sampai timbul khayalan perzinahan. Ketahuilah, tubuh wanita pesona terdapat sebilah pedang yang siap menghunus pria, wa;aupun tidak tampak kepala manusia jatuh tergolek, diam-diam membuat sumsum tulang pria mengering. Sebait pepatah panjang usia berbunyi, "Apakah orang awam mampu merasa puas atas berkah bawaan? "Apakah bisa menjaga keutuhan energi pada usia remaja? Apakah tidak menyelewang setelah menikah? Apakah bisa tidak memadui pelayan wanita diluar istri sah? Selain pelayan wanita, apakah bisa tidak berbuat maksiat dengan wanita asusila atau melecehi wanita dibawah umur? Tubuh manusia bukan terbuat dari baja, perzinahanakan menguras habis energi dan membuan imun menjadi rapuh." Oleh karena itu, menjaga kesucian diri, selain dapat memperpanjang usia, jiwa pun tidak akan menyimpang untuk memperoleh Jalan Kebenaran

4. Bersikap jujur tidak berdusta
kejujuran merupakan landasan dasar langit dan bumi. Agar hati manusia dapat menyatu dengan hati yang di Atas, faktor utama adalah kejujuran. Tanpa kejujuran, tidak akan ada rasa hormat, tidak ada gunanya berbicara Jalan Kebenaran, omong kosong. Membodohi orang dengan tipu muslihat, menipu orang lewat perkataan manis, suka berbohong, berbicara tidak sebenarnya, memutarbalikkan fakta, semua ini adalah dusta. Perkataan munafik dan penipuan jangan sembarangan diucapkan, hal itu akan membuahkan karma ucapan.

5. Tidak minum minuman keras agar pikiran tidak kacau
masalah minuman keras, nasihat orang bijak zaman dulu berbunyi, "Jangan kira manusia itu dewa arak, kalau sudah mabuk apapun bisa terjadi, mengundang bencana dan menghancurkan kepercayaan, setelah sadar, menyesal pun tiada gunanya lagi." Seorang sadhaka hendaknya menjaga kesadaran dan jangan sembarangan menyentuh minuman keras. Minuman keras ibarat narkotik, sekali mabuk, kepribadian pun mencadi cacat. Banyak kejadian tidak wajar yang dikarenakan mabuk-mabukan. Orang yang mendalami Jalan Kebenaran harus menjaga ketenangan batin dan kebersihan jiwa, patuhilah sila tidak minum minuman keras ini.

sumber : Vinaya Tantrayana

No comments:

Post a Comment