嗡。古魯。蓮生。悉地。吽 - Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum

嗡。古魯。蓮生。悉地。吽 - Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum

Friday, August 15, 2014

Amarah dan Kebencian



Amarah dan Kebencian

Om. Guru. Lian-sheng. Siddhi. Hum
Source : The Scriptures
Translated by 蓮花 Jun 施安


Jika aku membenci, berarti aku sendiri yang melakukan kejahatan, kenapa demikian ? Sebab tiga alam rendah diciptakan oleh kebencian. Semua penderitaan di tiga alam rendah disebabkan perbuatan diri sendiri yang menghasilkan buah penderitaan bagi diri sendiri pula. - Sutra Vinaya Upasaka -

Dalam Sutra Vinaya Upasaka ada tertulis :

Orang yang bijaksana, jika berhadapan dengan makian, hendaknya berpikir demikian :

Kata-kata makian itu tidak muncul dalam satu saat, sebab saat huruf yang pertama keluar, huruf berikutnya belum muncul. Namun saat huruf yang berikutnya muncul, huruf yang pertama telah sirna. Jika bukan dalam satu waktu, apa itu makian ? Itu hanyalah suara angin, untuk apa aku emosi ?

Tubuhku merupakan gabungan panca-skandha, jika empat skandha tiada, tiada yang dapat dimaki.

Rupa-skandha terbagi menjadi sepuluh, nampak eksis karena gabungan, demikianlah gabungan tersebut didefinisikan oleh arus pikiran yang tidak berhenti, jika tidak berhenti, siapakah yang menderita makian ?

Ada dua jenis makian : 

  1. Kenyataan ; 
  2. Palsu. 
Bagi yang mengungkapkan kenyataan melalui makian, dimanakah letak kebencian dalam kenyataan tersebut. Bagi yang mengungkapkan kepalsuan, berarti dia memaki diri sendiri, dan itu bukan urusan kita, jadi mengapa kita harus emosi ? Orang yang membenci, berarti dia sendiri yang melakukan kejahatan, kenapa demikian ? Sebab tiga alam rendah diciptakan oleh kebencian. Bagi yang menderita dalam tiga alam rendah, itu semua disebabkan perbuatan diri sendiri yang menghasilkan buah penderitaan bagi diri sendiri pula.


Memaki suciwan agama lain, atau menggunakan kata-kata jahat dan kotor memaki sekte lain, meskipun menjuluki diri sendiri sebagai penganut Buddhist yang benar, namun jika kita memeriksa apa yang tertulis dalam Sutra Buddha , maka kita mengetahui siapakah mereka sesungguhnya :

"Rumah kediaman bagi Hyang Tathagata adalah sikap hati senantiasa menyingkirkan penderitaan dan memberikan kebahagiaan bagi para insan ; Jubah bagi Hyang Tathagata adalah sikap hati yang lemah lembut dan penuh kesabaran." - Saddharmapundarika Sutra -

"Orang yang mampu mempraktekkan kesabaran, adalah orang yang agung dan berkekuatan." -Sutra Warisan Ajaran Buddha -

Mulut yang selalu murni dalam ucapan, kelak tidak akan menderita bau busuk, suara yang dihasilkan akan merdu, sehingga menyenangkan semua yang mendengarnya. ( Saddharmapundarika Sutra )

Maha-ratna-kuta Sutra :
Satu pikiran kebencian mampu menghancurkan kebajikan yang telah ditimbun selama ribuan kalpa.

Avatamsaka Sutra Varga Aktifitas Samantabhadra : "Wahai putra Buddha, begitu seorang Bodhisattva Mahasattva membangkitkan satu pikiran kebencian, maka diantara segala macam kejahatan, tiada yang dapat mengungguli kejahatan ini. Kenapa demikian ? Wahai putra Buddha, begitu Bodhisattva Mahasattva timbul kebencian, berarti ia sedang didera ratusan ribu rintangan dalam pelatihan diri."

"Wahai putra Buddha, begitu Bodhisattva Mahasattva membenci, maka ratusan bahkan ratusan ribu rintangan menderanya. Kenapa demikian ? Wahai putra Buddha, Aku tidak menjumpai ada satu kejahatanpun yang melampaui kejahatan satu pikiran kebencian seorang Bodhisattva."

Sebagian umat Buddha, bisa sambil memuja Buddha, sambil membenci / mengumpat / memfitnah sekte lain. Atau bahkan sambil memaki orang suci agama lain.

Ataupun membenci saudara-saudari Sedharma sendiri. Mari kita lihat bagaimana Yesus mengajarkan, Yesus yang oleh sebagian oknum dijuluki sebagai Non Dharma :

Tetapi Aku berkata bahwa apabila kalian marah, sekalipun di rumah sendiri, kalian menghadapi kemungkinan dihukum.

Apabila kalian mengatai orang : 'tolol', kalian menghadapi kemungkinan diseret ke hadapan pengadilan.

Dan apabila kalian mengutuki dia, maka kalian akan sukar menghindari api neraka.

Oleh karena itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (Matius 5:22-24)

Kerugian yang diakibatkan oleh amarah dan kebencian dapat menghancurkan Dharma kebajikan dan merusak nama baik. Dalam kehidupan saat ini maupun yang akan datang, menyebabkan orang lain tidak suka berjumpa dengan kita.

Ketahuilah bahwa kebencian bagaikan kobaran api, senantiasa waspada untuk mencegahnya, jangan biarkan diri sendiri terjerumus ke dalamnya. Tidak ada yang dapat melampaui kebencian dalam hal merampok semua kebajikan yang telah dipupuk selama berkalpa-kalpa.

Source : Sutra Ajaran Buddha

 

No comments:

Post a Comment