嗡。古魯。蓮生。悉地。吽 - Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum

嗡。古魯。蓮生。悉地。吽 - Om Guru Lian Sheng Siddhi Hum

Thursday, September 18, 2014

Sangharamapala / Guan Gong



Sangharamapala / Guan Gong

Mantra : Om Jia Lan Xi Di Hum



Asal Beliau adalah tokoh pada masa Tiga Kerajaan, kemudian terbunuh, setelah kepala Guanyunzhang (關雲長) terpenggal, dia meninggal dengan rasa benci, sehingga berubah menjadi hantu gentayangan….


Kemudian di jaman Dinasti Sui (隋朝—Sui chao) (581-618), arwahnya bertemu dengan Mahaguru Zhezhe (智者大師) dari aliran Tiantai (天台宗) dan menerima Trisarana, dan bertekad menjadi Dharmapala dari Buddhism.

Menurut catatan Guandizhi Qingjianlong (清乾隆版《關帝志•靈異•建玉泉》):
Tahun (592),malam hari Mahaguru Zhezhe di datangi arwah Guangong (關公)dan bersumpah ” Pada seketika ini juga Ku persembahkan golok Ku untuk melindungi Buddha Dharma” , Guangong juga menerima Pancasila, dan menjadi pelindung kuil.

Tidak hanya kalangan Buddhisme yang menghormati Guangong sebagai Dharmapala,bahkan kalangan Taoisme juga memuja Beliau sebagai Yiyongwuanwang (義勇武安王) yang berarti Raja Pelindung Kedamaian yang Seta dan Gagah Berani ,gelar ini adalah yang diberikan oleh 宋真宗 (sòngzhēnzōng) pada tahun 1014.Inilah awal pemujaan Guanyu di tradisi Tao.

(Oke… dari sejarah kita bisa membuktikan bahwa pemujaan Guangong sebagai Dewa Pelindung adalah di dahului oleh kalangan Buddhism dan bukan Tao.)

Masa Songzhenzong , pimpinan Tao Zhangtianshi (張天師) lah yang pertama kali mengundang Guanyu untuk mengenyahkan siluman dan roh jahat. barulah membawa Guangong masuk pintu Tao. Oleh karen itulah kemudian umat Tao juga mulai memuja Guangong.

VAJRAYANA BUDDHISM

Tibetan Buddhism juga memuja Guangong sebagai Dharmapala,kira kira mulai dari Mahaguru Panchen yang ke 5, saat Beliau memasuki Tiongkok, melihat seorang jenderal bermuka merah dan berjenggot panjang datang menyambut Nya, karena Beliau tidak pernah melihat Nya, maka bertanya pada Kaisar Qianlong (乾隆皇帝) ,Kaisar mengatakan :” Mungkin Beliau adalah Guangong!” mulai pada saat itulah Beliau dihormati sebagai Dharmapala dari Vajrayana.

Mahaguru Panchen yang ke 5 bahkan mengatakan : “Barang siapa yang hendak membabarkan Dharma di bumi Tiongkok maka hendaknya mempersemayamkan Dharmapala ini!”

Dalam Riwayat Guru Negara Lcangskya 《章嘉國師若必多吉傳》tercatat pula penghormatan pada Guangong sebagai Dharmapala. Saat Mahaguru Lcangskya (章嘉大師) sampai di Sizhou (四川) dan tinggal di kaki Gunung Xiangling . Lcangskya Rinpoche (ke-3) bermimpi seorang pahlawan berwajah merah mengatakan : “Puncak gunung ini adalah rumah Ku, mohon tinggal disana.” kemudian Rinpoche melakukan perjalanan ke puncak gunung, ternyata di sana terdapat sebuah bangunan yang indah sekali, Pahlawan bermuka merah menyambut Nya memasuki bangunan tersebut, mempersembahkan berbagai makanan, bahkan memnyuruh keluarga Nya untuk memberi penghormatan, kemudian mengatakan: “Dari tanah ini sampai seluruh bumi Tiongkok ada dalam kekuasaan Ku, sedangkan Rakyat Tibet yang berdana makanan pada Ku juga tidak sedikit, bahkan seorang Sangha Mulia yang telah berusia lanjut di Tibet selalu memberi Ku pujana minuman dan makanan, mulai saat ini, Aku jadi Pelindung Mu, besok Engkau akan menemui sedikit kesulitan, Aku yang akan membantu Mu mengenyahkannya.”

Keesokannya di hutan ada seekor kera yang membawa batu besar, dan melemparkannya kepada pengiring Rinpoche, namun hanya mengalami luka ringan.

Dalam bahasa Tibet, Guanyunzhang disebut Zhenrangjiabu “珍讓嘉布” (artinya adalah Raja Negara Zhangyun — 長雲國王),sedangkan yang dikatakan oleh Guanyu : “Di Tibet ada yang memberi Ku dana makanan.” adalah menunjuk pada Panchen Lama yang memberi persembahan.

Lcangskya Rinpoche menderita penyakit semacam stroke, kaki dan tangan seakan lumpuh, juga menderita penyakit mata, telah diderita sangat lama dan telah mengundang banyak tabib terkemuka untuk mengobati.
Kemudian diadakan sadhana permohonan kesehatan, namun tidak kunjung membaik.
Kaisar sangat khawatir, mengundang beberapa Tabib terkenal di Tiongkok, beliau sendiri juga secara langsung menengok Rinpoche, dengan bakti yang tak terhingga berusaha melindungi Rinpoche. Saat itu diadakan upacara memohon petunjuk dari Dakini, akhirnya muncul penampakan bahwa tubuh Rinpoche ditempeli banyak sekali laba laba raksasa. Kemudian muncul seorang pahlawan Han berwajah merah dan membawa pedang mestika, dan mengusir laba laba menggunakan pedang Nya. Malam itu Rinpoche bermimpi pahlawan berwajah merah mengatakan “setan setan yang melukai tubuh jasmani Mu telah Aku usir.” Rinpoche bertanya “Pahlawan Ku, Anda tinggal dimana?” Pahlawan itu menjawab “Aku tinggal di sebelah kanan pintu utama di depan Istana Raja.” Keesokan harinya , dilakukan pemeriksaan akhirnya ditemui bahwa di tempat tersebut adalah sebuah kuil Guandi (關帝廟)
Kemudian semua akhirnya mengetahui bahwa Guandi lah yang menolong dan melindungi Rinpoche, akhirnya dibuat upacara penghormatan secara megah untuk Guandi. Kemudian akhirnya Rinpoche menggubah sebuah doa kepada Guandi.

Dari sini bisa diketahui, bahwa Gaunyunzhang dipuja tidak hanya oleh kalangan tradisi rakyat, bahkan kalangan Buddhist baik itu Tiongkok maupun Tibet dan sampai Taoisme semua menghormati Nya.

Tidak hanya Guanyunzhang, namun kisah Adinata yang sama, dan dihormati di agama yang berbeda masih ada lagi, misalnya Palden Lhamo (Dewi Sri atau Jixiang Tiannv 吉祥天母)、Sarasvati (Miaoyintiannv—妙音天女) dan masih banyak lagi….

Dalam Tibetan Buddhisme bahkan juga telah digubah doa, tata cara puja pada Guanyunzhang , diantaranya oleh Mahaguru Liansheng, Lcang Skya Rinpoche, Mahaguru Shiguan (土觀大師) dan Karmapa 17 (大寶法王) ,Aqiu Rinpoche (阿秋仁波切) dan masih banyak lagi Rinpoche yang memuji Guanyunzhang.


Source : Dharma-raja Liansheng Dharmatalk 19 / 11 / 2011
Translated by Lianhua Ĵυή Shi An


Hari ini kita melakukan Upacara Api Homa Arya Sangharamapala Boddhisattva (伽藍尊者菩薩 / Qie-lan Zhun-ze Pu-sa), sesungguhnya Beliau adalah Guan-sheng-di-jun yang dihormati oleh kita orang Tionghoa.
Kenapa Beliau bisa menjadi Dharmapala dalam Agama Buddha ? Ada sebuah kisah kuno, di masa lampau di Tiongkok, ada seorang Maha-bhiksu yang di dalam samadhinya berjumpa dengan Guan-sheng-di-jun (Guan-yun-zhang / 關雲長) , Beliau membawa banyak jenderal dan bala tentara alam Yin di medan perang menembus garis perbatasan musuh. Maha-bhiksu itu memohon supaya Guan-sheng-di-jun menjadi Dharmapala Buddha. Karena Beliau mempunyai kekuasaan, wibawa dan kekuatan, sehingga mampu menjadi seorang Arya yang agung.

Di dalam vihara-vihara di Tiongkok, ada Veda Deva dan Arya Sangharamapala. Sangharamapala Deva ini, kemudian menjadi seorang Dharmapala Senapati Agung di dalam vihara. Biasanya di vihara-vihara Tiongkok, di sebelah kiri adalah Veda Bodhisattva dan sebelah kanan adalah Arya Sangharamapala, pratimanya sama dengan Guan-sheng-di-jun.

Dua aksara, Qie-lan「伽藍」,disebut juga Vihara「寺院/si-yuan」., atau Sangharama (僧伽藍 / sheng-jia-lan / Tempat tinggal Sangha) seperti halnya Vihara Vajra-garbha 「雷藏寺/lei-zang-si」,juga adalah sangharama. Di masa lampau, vihara yang lebih kecil disebut cetya , selain itu ada sebutan lain lagi yaitu 「阿蘭若 / A-lan-ye」(Aranya). Cetya dan Aranya juga merupakan vihara. Sehingga Arya Sangharamapala adalah Suciwan di vihara, juga merupakan Deva pelindung vihara, Buddha Dharma-pala, juga merupakan Dharmapala yang sangat agung, Dewata Pelindung Dharma.

Tiap keluarga Tionghoa biasanya ada mempersemayamkan Guan-yin (觀音 / Avalokitesvara), atau mempersemayamkan Mazu (媽祖), ada juga yang mempersemayamkan Guan-sheng-di-jun (關聖帝君). Sehingga Beliau juga merupakan Arya yang agung, Arya yang terhormat.
Di luar negeri, hampir tiap toko, seperti restaurant, semua mempersemayamkan Guan-yin, bukan hanya rumah makan, berbagai tempat usaha, semua mempersemayamkan Guan-yin dan Guan-sheng-di-jun. Di tempat orang Tionghoa bermukim, mereka juga mempersemayamkan Guan-sheng-di-jun sebagai Dewa Rejeki. Namun, saya juga tidak mengetahui kisahnya kenapa Guan-sheng-di-jun bisa dianggap sebagai Dewa Rejeki (財神/cai-shen), mungkin karena Beliau mampu menangkal para dewa jahat maupun hawa jahat supaya tidak masuk, sehingga dengan alamiah hawa berkah dapat masuk, dengan demikian Beliau juga merupakan Dewa Rejeki.

Guan-sheng-di-jun (關聖帝君 / Yang Mulia Suciwan Guan / Kuan-kong ) disimbolkan dengan dua aksara yaitu zhong-yi「忠義」(Loyalitas dan Kebenaran). Apa makna Zhong ( 忠 / Loyalitas) ? Yaitu loyal pada pimpinan Shu-han (蜀漢昭烈帝 / shu-han-zao-lie-di), yang saat itu di Shu Barat (西蜀 / xi-shu). Saat itu ada tiga pilar tiga negara (三國鼎立/san-guo-ding-li), yaitu Cao-cao (曹操), Liu-bei (劉備) dan (孫權). Juga ada Tao-yuan-san-jie-yi 「桃園三結義 / ikatan tiga persaudaraan di kebun peach」, akhirnya Guan-sheng-di-jun gugur di Kota Bai-di 「白帝城」. Pada mulanya Cao-cao memperlakukan Guan-sheng-di-jun dengan sangat ramah, memberikan hadiah yang paling mahal supaya Guan-sheng-di-jun memihak Wei「魏」. Guan-yun-zhang (關雲長) atau Guan-gong (關公) tak tergoyahkan, tetap loyal pada Shu-han. Selain itu, mengenai Yi 「義 / kebenaran」, Beliau telah melalui lima rintangan dan memenggal enam jendral, melindungi iparnya, yaitu dua isteri Liu-bei , menghantarkan sampai dua iparnya dapat kembali di sisi Liubei. Loyalitas dan pengorbanannya ini, loyalitas pada ikatan sumpah persaudaraan, dijalankan dari awal sampai akhir. Beliau loyal pada negara, bertindak sesuai kebenaran pada teman dan para insan, sehingga disimbolkan dengan dua aksara Zhong-yi. "Melewati 5 rintangan dan memenggal 6 jendral merupakan kondisi yang sangat sukar. Jadi Guan-yun-zhang merupakan seorang yang memiliki loyalitas dan prinsip kebenaran, merupakan tokoh mulia yang sangat agung.

Hari ini kita melakukan Api Homa Arya Sangharamapala, merupakan tindakan menghormati Guan-yun-zhang. Arya Sangharamapala merupakan Dharmapala Buddhisme, memperoleh perlindungannya, maka tidak akan terjerumus oleh mara dan tiga alam rendah.

untuk memperoleh perlindungan Nya, Anda harus menekuni sadhana Arya Sangharamapala, Beliau mempunyai mantra, mantra ini adalah Nama Nya : " Om. Qie-lan. Xi-di. Hum" 「嗡。伽藍。悉地。吽。」, mudra Nya adalah Vajranjali 「金剛合掌印」, visualisasinya, bisa memvisualisasikan Beliau menunggangi kuda, yang disebut Chi-tu-ma 「赤兔馬」,juga mempunyai satu golok yaitu Qing-long-yue-dao 「青龍偃月刀」, adakalanya Beliau membaca Chun-qiu《春秋》, kita juga bisa memvisualisasikan Guan-gong seperti yang di thangka. Jadi, ada visualisasi, ada menjapa mantra dan juga mudra, sehingga menjadi sebuah tata ritual tantra. Tata Ritual dan gatha pujian akan disusun oleh True Buddha Foundation, sama dengan Arya Veda, Arya Sangharamapala juga bisa disusun tata ritualnya. Keduanya merupakan Dharmapala, terlebih di Tiongkok.

Kelak kita akan melakukan inisiasi Sadhana Bunda Suci Surga 「天上聖母 / Tian-shang-sheng-mu」. (suara tepuk tangan hadirin), penduduk Taiwan semua merupakan umat Tian-shang-sheng-mu. Tentu saja dalam Tantrayana belum ada Tian-shang-sheng-mu, baik itu di Tibetan maupun Tantra Timur masih belum ada Tian-shang-sheng-mu. Namun, kita orang Taiwan memuja Tian-shang-sheng-mu. Tian-shang-sheng-mu ada mudra, mantra dan pratimanya, sehingga dapat kita sebut sebagai Tata Ritual Sadhana Tantra. (suara tepuk tangan hadirin)

Jadi jika orang bertanya pada Anda : "Zhenfo zong adalah tantra yang bagaimana ?"
Mudah sekali ! Saudara Sedharma Wu zizai (舞自在) pernah mengatakan : "Tantra yang beralkulturasi dengan kebudayaan setempat." (tepuk tangan hadirin)Kebudayaan setempat adalah kita semua, sedangkan semua deitys mempunyai metode tantra. Seperti Tian-shang-sheng-mu (Mazu) dipuja di seluruh pelosok Taiwan, juga di Tiongkok dan Peng-hu (澎湖), bahkan di banyak tempat, saat ini bahkan telah berimigrasi ke Amerika, di Amerika juga ada Tian-shang-sheng-mu, mereka berimigrasi tanpa perlu Visa, sungguh istimewa. Para Dewata dapat berimigrasi, bahkan setelah berimigrasi, dengan alamiah mereka akan bersemayam di negeri tersebut. Kalian lihat, Datuk Bumi (土地公 / Tu-di-gong) pun telah berimigrasi ke Seattle, di Rainbow Villa juga ada Tu-di-gong. (Tepuk tangan hadirin)

No comments:

Post a Comment